11. Morfologi sebagai cabang ilmu linguistik
Morfologi adalah
ilmu yang membicarakan, morfem, yaitu bagaimana kata dibentuk dari morfem-morfem.
Jadi, morfologi berurusan dengan struktur dalam kata. Apabila proses
pembentukan masih terbatas pada kata, maka prose situ belum keluar dari
bidang morfologi.
A. Hakikat
morfologi dari berbagai pakar
·
Verhaar
(1996: 97) : morfologi merupakan cabang linguistik yang mengidentifikasi
satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
·
Samsuri (1988:
15) : morfologi merupakan cabang linguistik yang mempelajari struktur dan
bentuk-bentuk kata.
·
Ramlan (1978:2) : morfologi merupakan bagian dari ilmu
bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk beluk struktur kata serta
pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap golongan dan arti kata.
·
Nida (1974: 1) : morfologi merupakan suatu kajian
tentang morfem-morfem dan penyusunan morfem dalam rangka pembentukan kata.
·
Crystal (1980: 232-233) : morfologi merupakan cabang
tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata, utamanya melalui
penggunaan morfem.
·
Bauer (1983: 33) : morfologi merupakan ilmu yang
membahas struktur internal bentuk kata.
·
Rusmaji (1993: 2) : morfologi mencakup kata,
bagian-bagiannya, dan prosesnya.
·
O’Grady dan Dobrovolsky (1989: 89-90) : morfologi
merupakan komponen kata bahasa generatif transformasional (TGT) yang
membicarakan tentang struktur internal kata, khususnya kata kompleks
B. Morfem
Morfem merupakan Morfem
berasal dari kata “morphe” yang berarti bentuk kata dan “ema” yang berarti
membedakan arti. Jadi sederhananya, morfem merupakan itu suatu bentuk terkecil
yang dapat membedakan arti.
a)
Alternasi Alomorfemis
Seperti halnya dengan fonem tertentu yang
direalisasikan secara konkret dalam bentuk alofon-alofon yang berbeda menurut
lingkungannya.kaidah-kaidah yang berlaku untuk alternasi alomorfemis ada dua
jenisnya: pertama adalah kaidah morfofonemis yang berupa fonemis, dan kedua
adalah kaidah alomorfemis yang tidak berupa fonemis.
b)
Identifikasi Morfem
·
Dua
bentuk yang sama atau lebih, memiliki makna yang sama. Contoh pada kata
“bulan”.
Contoh : pada kalimat ‘sudah 3 bulan dia belum melunasi uang SPP’ dengan kalimat ‘ada 31 hari lamanya pada bulan januari’
·
dua bentuk yang sama atau lebih, bila memiliki
makna yang berbeda merupakan morfem yang berbeda.
Contoh
: pada kata “bunga”. Yakni antara bunga
tanaman dan bunga bank.
·
c)
Dua buah bentuk yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama. Merupakan dua
morfem yang berbeda.
Contoh :
pada kata ‘ayah’ dan ‘bapak’ merupakan kata yang digunakan untuk memanggil orang tua laki-laki.
·
d)
Bentuk yang mirip tetapi maknanya sama adalah sebuah morfem yang sama.
Contoh:
pada bentuk mem- , men- , me- ,
terdapat pada kata ‘melihat’ ‘mendengar’
’membina’
c)
Morf dan Alomorf
Morf adalah anggota morfem yang
belum ditentukan distribusinya. Misalnya/i/ pada kata kenai adalah
morf; morf adalah ujud kongkret atau ujud fonemis dari morfem, misalnya men-
adalah ujud konkret dari meN- yang bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993:
141). Jadi, sederhananya morf itu
adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya.
Alomorf adalah variasi bentuk morfem terikat yang disebabkan
oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya, atau bisa juga dikatakan nama
untuk bentuk tersebut kalau sudah diketahui statusnya. Dengan kata lain alomorf
adalah perwujudan konkret (di dalam penuturan) dari sebuah morfem. Jadi setiap
morfem tentu mempunyai almorf, entah satu, dua, atau enam buah.
Contohnya, morfem: me-, mem- men-, meny-, meng-, dan menge-.
Dalam
merumuskan alomorf ini, kita harus tahu lebih dulu morfem terikat apa yang
melekat pada kata dasarnya. Untuk merealisasikan masalah tersebut, maka harus
disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Contoh
: { ber- } → berjalan, berlari, berjuang
{ be- } → bekerja, berenang, bertamu
{ bel- } → belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar