1.
Klasifikasi morfem
A. Morfem
bebas adalah
morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam pertuturan. Dan pada
morfem bebas, dapat digunakan tanpa harus terlebih dahulu menggabungkannya
dengan morfem lain.
Contoh : Pada
kata benda → buku, rumah, meja, kursi
Pada
kata sifat → pandai, indah, bagus
Pada
kata kerja → duduk, pergi, datang
Morfem terikat adalah morfem yang
tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam pertuturan.
Pada morfem terikat memiliki makna gramatikal atau makna yang timbul akibat
proses ketatabahasaan, yakni melakukan tindakan seperti tersebut pada bentuk
dasar.
Contoh : prefiks = { ber-
} , { di- } → main menjadi bermain , jalan menjadi berjalan
Infiks
= { -ri- } , { -em- } → gigi menjadi
gerigi , jari menjadi jemari
B.
Morfem utuh adalah morfem yang satu kesatuannya utuh dan bagian – bagian pembentuknya bersambungan.
Contoh : pensil, kecil, lihat, pohon. Sebagian bermorfem {ber-} {ter-} {per-}
Morfem
terbagi : morfem yang bagian – bagian pembentuknya tidak bersambungan.
Contoh : satu (morfem utuh) dan ke/-an (morfem yang terbagi) menjadi ‘kesatuan’. Atau pada
contoh lain yaitu percaya yakni ‘kepercayaan’
C. Morfem
Segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem segmental, yakni
morfem yang berupa bunyi dan dapat di segmentasikan.
Contoh : lihat bisa menggunakan {ter-} {-lah} → terlihat , lihatlah
Morfem Suprasegmental adalah morfem yang
dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan
sebagainya.
Contoh : dalam bahasa inggris :
r’efuse → tekanan pada suku kata pertama
menyatakan kata benda, yang berarti sampah
refu’se → tekanan
pada suku kata terakhir menyatakan kata kerja, yang berarti menolak
D.
Morfem beralomorf zero / nol adalah morfem
yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi
(unsur suprasegmental), melainkan berupa “kekosongan”.
Contoh : ibu beli beras, dikatakan morfem beralomorf zero karena pada kata ‘beli’ terdapat kekosongan dan biasanya kita memberikan afiks { mem- }
Contoh : ibu beli beras, dikatakan morfem beralomorf zero karena pada kata ‘beli’ terdapat kekosongan dan biasanya kita memberikan afiks { mem- }
E.
Morfem bermakna leksikal adalah morfem yang
didalam dirinya sudah mempunyai makna dan terdapat dalam kamus.
Contoh : sekolah
yang memiliki makna tempat belajar dan
rumah yang memiliki makna tempat berteduh.
Morfem tak bermakna leksikal adalah morfem-morfem yang tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri
sebelum bergabung dengan morfem lainnya dalam proses morfologis.
Contoh : { ber-}, { me-}, dan { ter-}.
22. Morfem
dasar, akar, dan pangkal
Bentuk dasar atau dasar (base) adalah sebuah bentuk yang
menjadi dasar dalam suatu proses morfologi bentuk dasar ini dapat berupa morfem
tunggal dapat juga berupa gabungan morfem. Misalnya dalam kata berbicara yang
terdiri dari morfem ber- dan morfem bicara,
maka morfem bicara menjadi bentuk dasar kebetulan juga menjadi
morfem dasar.
Contoh lain keanekaragaman bentuk
dasarnya adalah aneka ragam. Morfem dasar nya
adalah morfem aneka dan morfem ragam.
Pangkal atau stem adalah
bentuk dasar dalam proses pembentukan kata inflektif atau pembubuhan
afiks inflektif. Dalam bahasa Indonesia pembentukan kata inflektif hanya
terjadi pada proses verba transitif yakni verba yang berprefiks me-.
Misalnya membeli, pangkalnya adalah beli, mendaratkan pangkalnya
adalah daratkan, menangisi pangkalnya
adalah tangisi.
Akar (root) adalah bentuk
yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi, atau dengan kata lain akar adalah
bentuk yang tersisa setelah semua afiks ditanggalkan. Misalnya kata memberlakukan setelah
semua afiks me-, ber- , -kan,
ditanggalkan hanya tersisa akar yaitu pada kata laku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar