Selasa, 25 Oktober 2016

Klasifikasi Morfem

 1.      Klasifikasi morfem
A.          Morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam pertuturan. Dan pada morfem bebas, dapat digunakan tanpa harus terlebih dahulu menggabungkannya dengan morfem lain.
Contoh :    Pada kata benda → buku, rumah, meja, kursi
            Pada kata sifat → pandai, indah, bagus
            Pada kata kerja → duduk, pergi, datang

Morfem terikat adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam pertuturan. Pada morfem terikat memiliki makna gramatikal atau makna yang timbul akibat proses ketatabahasaan, yakni melakukan tindakan seperti tersebut pada bentuk dasar.
Contoh : prefiks = { ber- } , { di- } → main menjadi bermain , jalan menjadi berjalan
            Infiks = { -ri- } , { -em- } → gigi menjadi gerigi , jari menjadi jemari
B.           Morfem utuh adalah morfem yang satu kesatuannya utuh dan bagian – bagian pembentuknya bersambungan.
Contoh : pensil, kecil, lihat, pohon. Sebagian bermorfem {ber-} {ter-} {per-}

Morfem terbagi : morfem yang bagian – bagian pembentuknya tidak bersambungan.
Contoh : satu (morfem utuh) dan ke/-an (morfem yang terbagi) menjadi ‘kesatuan’. Atau pada contoh lain yaitu percaya yakni ‘kepercayaan’


C.           Morfem Segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem segmental, yakni morfem yang berupa bunyi dan dapat di segmentasikan.
Contoh : lihat bisa menggunakan {ter-} {-lah}terlihat , lihatlah

      Morfem Suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya.
Contoh : dalam bahasa inggris :
r’efuse tekanan pada suku kata pertama menyatakan kata benda, yang berarti sampah
refu’se → tekanan pada suku kata terakhir menyatakan kata kerja, yang berarti menolak

D.          Morfem beralomorf zero / nol adalah morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsur suprasegmental), melainkan berupa “kekosongan”.
Contoh : ibu beli beras, dikatakan morfem beralomorf zero karena pada kata ‘beli’ terdapat kekosongan dan biasanya kita memberikan afiks { mem- }

E.           Morfem bermakna leksikal adalah morfem yang didalam dirinya sudah mempunyai makna dan terdapat dalam kamus.
Contoh : sekolah yang memiliki makna tempat belajar dan rumah yang memiliki makna tempat berteduh.

      Morfem tak bermakna leksikal adalah morfem-morfem yang tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri sebelum bergabung dengan morfem lainnya dalam proses morfologis.
Contoh : { ber-}, { me-}, dan { ter-}.

22.      Morfem dasar, akar, dan pangkal
 Bentuk dasar atau  dasar (base) adalah sebuah bentuk yang menjadi dasar dalam suatu proses morfologi bentuk dasar ini dapat berupa morfem tunggal dapat juga berupa gabungan morfem. Misalnya dalam kata berbicara yang terdiri dari morfem ber- dan morfem bicara, maka morfem bicara menjadi bentuk dasar kebetulan juga menjadi morfem dasar.
Contoh lain keanekaragaman  bentuk dasarnya adalah aneka ragam. Morfem dasar nya adalah morfem aneka dan morfem ragam.
Pangkal atau stem adalah bentuk  dasar dalam proses pembentukan kata inflektif atau pembubuhan afiks inflektif. Dalam bahasa Indonesia pembentukan kata inflektif hanya terjadi pada proses verba transitif yakni verba yang berprefiks me-. Misalnya membeli, pangkalnya adalah belimendaratkan pangkalnya adalah daratkanmenangisi pangkalnya adalah tangisi.

Akar (root) adalah bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi, atau dengan kata lain akar adalah bentuk yang tersisa setelah semua afiks ditanggalkan. Misalnya kata memberlakukan setelah semua afiks me-, ber- , -kan, ditanggalkan hanya tersisa akar yaitu pada kata laku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar